✔ Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar

Belajar akan lebih menyenangkan jikalau penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai me ✔ Berilah Anak Kesenangan dalam Belajar
Belajar akan lebih menyenangkan jikalau penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai metode-metode yang menyenangkan.
Belajar merupakan sebuah acara fisik untuk mengetahui sesuatu. Belajar bukan hanya duduk bagus sambil mendengarkan guru menerangkan. Akan tetapi, berguru yakni melakukan. Jika kita ingin membatik, maka kita akan menciptakan batik lengkap dengan peralatannya. Begitu pula jikalau kita ingin lancar berbicara dengan memakai bahasa absurd maka kita harus berani berbicara dengan memakai bahasa absurd tersebut.

Senang dalam berguru wacana segala sesuatu tidak tiba dengan sendirinya. Tetapi, hal tersebut merupakan sebuah proses pembiasaan semenjak kecil yang dilakukan secara terus menerus. Pepatah Jawa menyampaikan “ana trisno jalaran saka kulina” artinya segala sesuatu yang dilakukan secara terus menerus dan dijadikan sebuah rutinitas maka akan memunculkan rasa bahagia atau rasa suka. Pertanyaannya kini yakni bagaimana belum dewasa sanggup merasa bahagia dalam belajar? Terutama berguru wacana bahan pelajaran di sekolah?

Dunia anak yakni dunia bermain dan penuh dengan warna. Begitu juga dengan belajar. Belajar akan lebih menyenangkan jikalau penyampaian bahan yang akan diajarkan memakai metode-metode yang menyenangkan menyerupai memakai metode permainan, metode teka-teki, atau mungkin metode kisah bergambar. Begitu pula media yang dipakai juga media yang menarik minat belum dewasa untuk berguru menyerupai media gambar, audio visual, yang diadaptasi dengan usia mereka. Hal tersebut tidak terlepas dari kiprah guru di sekolah dan kiprah orang bau tanah di rumah.

Baca juga: Inilah Alasan Tidak Boleh Memaksa Anak Belajar

Guru di sekolah merupakan kepanjangan tangan dari orang bau tanah di rumah dalam menawarkan pendidikan dan pengajaran kepada anak. Guru mendampingi anak berguru di sekolah dari mereka tidak sanggup apa-apa menjadi mengerti bertahap wacana segala sesuatu sesuai dengan perkembangan otak mereka.

Guru yang baik yakni guru yang selalu memberi semangat kepada belum dewasa untuk terus berguru dengan menawarkan penguatan ketika mereka berhasil dalam mengerjakan sesuatu dengan menyampaikan “Wow, kau hebat!” atau hanya sekedar “Bagus!” dan selalu menjadi penopang anak ketika anak belum mengerti dengan hanya menyampaikan “Ayo, kau niscaya bisa!” atau hanya sekedar Kita coba lagi, yuk!”

Sementara orang bau tanah juga harus sanggup berafiliasi dengan guru di sekolah dalam menawarkan pengajaran kepada anak. Guru dan orang bau tanah harus selaras dan sepaham wacana bagaimana memberikan pengajaran dengan menyenangkan sehingga anak bahagia berguru di mana pun mereka berada. Misalnya di sekolah anak diwajibkan mengafalkan surat Al Lahab (Api Yang Menyala) sebagai bab dari pembiasaan pelajaran agama. Maka guru di sekolah sanggup memakai audio visual sebagai media dan orang bau tanah di rumah memakai kinestetik (bahasa tubuh) dengan cara memperagakan tiap ayat sesuai dengan artinya sehingga anak sanggup menghafal dengan mudah. Memori wacana bahan hafalan surat Al Lahab yang diperoleh dari tanyangan audio visual di sekolah kemudian digambarkan secara visual oleh orang bau tanah di rumah dengan gerakan-gerakan yang diperagakan oleh orang bau tanah akan mempermudah anak menghafal sekaligus menciptakan mereka tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas dari sekolah.

Metode, media yang menarik akan menciptakan anak bahagia dalam berguru jikalau si penyampai bahan pembelajaran dalam hal ini guru dan orang bau tanah mau menyelami dunia anak yang penuh dengan kecerian. Menggunakan bahasa yang ringan, tidak berbelit-belit, lugas, dan gampang dicerna maknanya akan menciptakan anak semakin mengerti pelajaran apa yang akan mereka terima hari ini. Jangan pelit dengan kebanggaan dan dukunglah belum dewasa selalu jikalau mereka berada dalam kesulitan.

Sebagai guru jadikanlah mereka sebagai subyek penentu keberhasilan pembelajaran hari ini di sekolah. Jangan jadikan mereka sebagai obyek yang hanya mendapatkan pembelajaran saja. Jelaskan manfaat dari pelajaran hari ini contohnya dengan mengetahui dongeng wacana Malin Kundang mereka akan mengerti bahwa setiap anak harus menghargai dan menghormati orang bau tanah apa pun kondisinya. Ajaklah mereka ke dalam masa Malin Kundang dengan memakai metode menggambar sambil bercerita di papan tulis yang tentunya akan sangat menyita perhatian anak dan menciptakan anak ingat seumur hidupnya wacana kisah Malin Kundang yang melegenda. Anak akan merasa sangat bahagia dan menikmati pembelajaran hari itu di sekolah.

Sebagai orang bau tanah luangkanlah waktu untuk anak kita ketika mereka pulang sekolah, tanyalah kepada belum dewasa apakah mereka bahagia berguru hari ini di sekolah. Secara otomatis anak akan mencari-cari hal-hal yang menyenangkan selama mereka berguru di sekolah. Sehingga ketika kita bertanya wacana kesulitan mereka berguru di sekolah hari ini, belum dewasa niscaya akan berkata “tidak ada” atau “hanya sedikit, tapi saya bisa” Mintalah mereka bercerita sedikit wacana pembelajaran hari ini. Berilah mereka ruang untuk mengeluarkan suka sedih mereka berguru hari ini di sekolah. Dengan pemberian yang kita berikan, secara otomatis anak akan merasa bahwa berguru yakni sesuatu yang wajib mereka lakukan dan pantas untuk mereka banggakan.

*) Ditulis oleh Komaria Rahayu, S.Pd. Guru SD Muhammadiyah 9 Malang

Belum ada Komentar untuk "✔ Berilah Anak Kesenangan Dalam Belajar"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel