✔ Tugas Guru Dalam Penumbuhan Kecerdikan Pekerti Siswa

Peran Guru dalam Penumbuhan Budi Pekerti Siswa ✔ Peran Guru dalam Penumbuhan Budi Pekerti Siswa
Banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan kebijaksanaan pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan.
Pencanangan penumbuhan kebijaksanaan pekerti siswa melalui kegiatan non kurikuler di sekolah oleh Mendikbud ialah sesuatu yang perlu menerima apresiasi konkret dari semua kalangan. Ini memperlihatkan bahwa pihak pemerintah telah menyadari bahwa perkara kebijaksanaan pekerti anaak bangsa telah mendekati titik nadir. Istilahnya pun telah ditingkatkan menjadi ‘penumbuhan’ bukan lagi sekadar ‘penanaman’. Pemilihan kata ‘penumbuhan’ mengandung nilai lebih, lantaran terang diawali dengan ‘penanaman’ selanjutnya ‘penyiraman dan pemupukan’ dan barulah ‘proses tumbuh’, terakhir ‘pemeliharaan’.

Pada ketika istilah ‘penanaman kebijaksanaan pekerti’ yang dipakai, maka yang menjadi sorotan utama ialah guru. Bagaimana guru menjalankan tugasnya dalam memperlihatkan penanaman kebijaksanaan pekerti kepada siswanya, menjadi hal yang sangat prinsip. Padahal, yang menjadi inti dari kesadaran akan pentingnya kebijaksanaan pekerti tersebut ialah hasil yang tampak dari perilaku dan prilaku siswa. Konsekuensinya banyak guru menjalankan kiprah ini sebagai formalitas saja atau sekadar menggugurkan kewajiban.

Contoh penumbuhan kebijaksanaan pekerti siswa di sekolah melalui kegeiatan non kurikuler, yang dirilis Kemendibud sesungguhnya hampir seluruhnya telah terealisasi di sekolah. Berdoa sebelum pelajaran dimulai, menyanyikan lagu nasional dan daerah, upacara bendera pada hari Senin, senam pagi, piket kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya ialah semua kegiatan yang sudah terealisasi di sekolah. Jadi, apa yang gres dengan kegiatan penumbuhan kebijaksanaan pekerti siswa yang dicanangkan bersamaan dengan masuknya tahun pelajaran 2015/2020 ini? Semua kegiatan yang dicontohkan tak ada yang baru. Esensi dan filosofi istilah ‘penumbuhan’, itulah yang baru!

Banyak hal yang harus menjadi perhatian sekolah khususnya guru dalam melakukan acara ini. Namun yang paling utama ialah menyerupai klarifikasi di awal goresan pena ini berkenaan perbedaan esensi kata ‘penumbuhan’. Guru dituntut untuk tidak menimbulkan kiprah mulia ini sekadar formalitas belaka, tetapi menjadikannya sebagai amanah dan kewajban dalam memperbaiki kebijaksanaan pekerti anak bangsa. Oleh lantaran itu, aplikasi dari kebijaksanaan pekerti siswa harus menjadi hal utama dalam keseluruhan kiprah penumbuhan kebijaksanaan pekerti tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana keyakinan terhadap tumbuhnya kebijaksanaan pekerti siswa akan terwujud? Keteladanan, jawabannya.

Keteladanan dari guru ialah segalanya. Semua guru mungkin sukses menanamkan kebijaksanaan pekerti kepada siswanya, apalagi hanya sekadar teori dan retorika belaka. Tetapi banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan kebijaksanaan pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan. Meminta siswa sempurna waktu sedangkan gurunya sering terlambat, melarang merokok sementara gurunya “ahli hisap”, harus tertib dalam upacara tetapi sang guru asyik ngobrol, dan pola sejenis lainnya yang kalau benar tentu saja tak sanggup diperlukan kebijaksanaan pekerti siswa akan tumbuh. Oleh lantaran itu, sejatinya kebijaksanaan pekerti harus tumbuh terlebih dahulu dari guru. Dapat juga sesungguhnya menimbulkan kiprah penumbuhan kebijaksanaan pekerti ini, menjadi momen yang sempurna untuk guru introspeksi kebijaksanaan pekerti pribadi.

*)DItulis dan dikirim oleh MUH. SYUKUR SALMAN, Guru SD 71 Parepare.

Belum ada Komentar untuk "✔ Tugas Guru Dalam Penumbuhan Kecerdikan Pekerti Siswa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel