✔ Guru Sd Geser Profesor Di Tim Kurikulum Baru

Guru SD lebih mengetahui apa yang bersama-sama diperlukan oleh pendidikan bawah umur Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah membentuk tim kurikulum yang baru. Dalam tim yang gres itu akan dimasukkan unsur guru yang bersinggungan pribadi dengan para siswa, baik guru SD, SMP, maupun SMA. Dengan dibentuknya tim yang juga mengevaluasi Kurikulum 2013, membuka peluang moratorium atau penghentian sementara implementasi Kurikulum 2013.

Terkait tim kurikulum yang sebelumnya dimiliki Kemendikbud, Anies Baswedan menyampaikan bahwa kerja mereka telah selesai. Saat ini pihaknya melaksanakan penilaian atas apa yang telah mereka rumuskan sebelumnya. Jika dalam penilaian ditemukan problem pada bahan mencar ilmu siswa kelas I, IV, VII, dan X, Kurikulum 2013 akan ditunda terlebih dahulu.

Dia menyampaikan masuknya unsur guru itu juga akan menggeser beberapa posisi profesor dan guru besar yang sebelumnya sering mengisi tim kurikulum. Dia mengakui, khususnya guru SD lebih mengetahui apa yang bersama-sama diperlukan oleh pendidikan bawah umur Indonesia.

Baca Juga

Meski tugas profesor dan guru besar tersebut menjadi salah satu pertimbangan, pengetahuan mereka akan keperluan bawah umur yang masih duduk di SD akan jauh berbeda dengan guru yang setiap hari bersama para siswa itu. Dia ingin orang-orang yang mengetahui lapangan yang seharusnya mengisi tim kurikulum yang baru.

”Kami ini yang di kampus-kampus tahu apa soal pendidikan SD? Bahkan, saya pernah bertanya, apakah mereka berada di SD? Kalau belum, jangan pernah ngomong soal SD. Jangan berpretensi teori, apalagi ilmunya bukan pendidikan, mohon maaf. Jangan korbankan anak-anak, padahal kita nggak tahu lapangan,” kata Anies yang kutip dari JPNN (23/11/2014).

Nama-nama yang masuk tim kurikulum yang gres akan betul-betul diseleksi dengan ketat. Bahkan, beberapa nama telah ditolak dan daftar calon anggota tim kurikulum telah mengalami revisi. Dia ingin yang ada di tim kurikulum yang gres ialah orang-orang objektif. Bukan soal mempertahankan atau mengubah kurikulum.