✔ Buku Monitoring Untuk Kompetensi Inti (Ki1) K-13

Pentingnya monitoring (kontrol) yang terdokumen dan pentingnya sebuah keteladanan (foto: Louis)

Kurikulum sanggup diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh akseptor didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang akseptor didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Kurikulum sebagai kegiatan pendidikan mencakup: (1) Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman mencar ilmu atau kegiatan belajar; (3) kegiatan mencar ilmu (plan for learning) untuk akseptor didik; dan (4) hasil mencar ilmu yang diharapkan.

Prioritas pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah: “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab menurut falsafah Pancasila”. Prioritas-prioritas tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014.Sektor Pendidikan yang tercantum dalam RPJMN tersebut ialah perubahan metodologi pembelajaran dan Penataan kurikulum.

RPJMN 2010-2014 dalam “Penataan Kurikulum” dinyatakan bahwa: “Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, kawasan dan sekolah…dst…dst”. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pertolongan kewenangan kepada sekolah untuk menyusun silabus tidak dilaksanakan secara optimal, sebab pada umumnya hanya copy paste saja. Sehingga pemerintah akan menyiapkan buku siswa, buku panduan guru, dan silabusnya. Hal ini dilakukan akan guru-guru lebih terfokus pada pembelajaran mengaktifkan akseptor didik di sekolah. Sedangkan mata pelajaran yang tidak tercantum di dalam struktur kurikulum di siapkan oleh pemerintah daerah, baik Kompetensi inti, kompetensi dasar, buku siswa, buku guru dan silabusnya.

Baca Juga

Karakter Keimanan dan Kejujuran
Keimanan atau religius ialah indikator nilai pendidikan budaya dan aksara bangsa utama dan terletak pada urutan pertama .Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa religious merupakan Sikap dan sikap yang patuh dalam melaksanakan fatwa agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur ialah indikator nilai pendidikan budaya dan aksara bangsa uatama dan terletak pada urutan kedua. Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa jujur merupakan Perilaku yang didasarkan pada upaya mengakibatkan dirinya sebagai orang yang selalu sanggup mendapatkan amanah dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

Indikator aksara Keimanan atau religious dan Jujur merupakan karekter yang penting dalam penerapan kurikulum 2013 (K-13) hal tersebut terbukti aksara tersebut masuk dalam Rumusan Kompetensi Inti dalam kurikulum 2013 sebagai KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual dan sikap jujur ialah bukti pencapaian kompetensi inti 1.

Buku Monitoring Sholat Fardhu
Buku monitoring sholat fardu ialah buku pegangan siswa, yang berisi tabel daftar sholat fardhu pada tiap bulan. Manfaat sholat fardhu dipakai untuk memonitoring pelaksanaan sholat dan mengaji di rumah setiap waktu.

Buku monitoring sholat fardu dikumpulkan secara rutin kepada wali kelas sebagai upaya pengecekan oleh wali kelas dan dilaporkan kepada guru agama sebagai materi rekapan dalam Raport siswa serta sebagai kepingan tolak ukur keberhasilan Visi Misi sekolah yang berada dalam naungan pelaksanaan kegiatan ISMUBA (Islam, kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab). Pengisian Buku monitoring sholat fardu dilakukan oleh siswa dengan jujur dengan menyertakan jam kapan siswa melaksanakan dan ditandatangani oleh orang tua.

Buku monitoring sholat fardu juga merupakan buku penjembatan komunikasi dengan orang renta ihwal perkembangan kedisiplinan dan dan pelaksanaan tanggung jawab keimanan siswa. Buku monitoring sholat fardu secara tidak pribadi juga bisa dipakai untuk menghimbau perubahan sikap dalam pemdampingan pelaksanaan ketertiban sholat fardu dirumah dengan bukti nyata, sebab prinsipnya keteladan yang utama itu besasal dari rujukan aktual atau keteladanan langsung.

Penulis berharap artikel ini bisa menginspirasi sekolah yang lain maupun pembaca untuk menyadari pentingnya monitoring (kontrol) yang terdokumen dan pentingnya sebuah keteladanan dalam berbuat jujur serta pelaksanaan keimanan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membentuk aksara diri yang lebih baik.

*) Ditulis oleh Louis Ifka Arishinta, Guru SD Muhammadiyah 9 Malang & Mahasiswa Pascasarjana MKPP UMM